Penyutradaraan Film Fiksi “Bungan Natah”

Komnas Perempuan yang mencatat sebanyak 2.734 kasus kekerasan dalam pacaran (KDP) atau dating violence selama tahun 2016. Kebanyakan yang menjadi korban dalam KDP adalah pihak perempuan disebabkan beberapa faktor mulai dari rasa takut, rasa bersalah, rasa malu, dan merasa tidak memiliki dukungan secara sosial maupun individual. Diperlukan bantuan untuk membangun kesadaran bagi perempuan yang mengalami kekerasan. Kekerasan pada perempuan menjadi dasar dalam penciptaan karya film fiksi “Bungan Natah”, menceritakan tentang seorang perempuan yang mengalami kekerasan dan tekanan dari kekasih dan ibunya. Penciptaan ini membahas mengenai konsep dan teknik penyutradaraan pada proses pra produksi dan paska produksi karya film “Bungan Natah”. Proses penciptaan dilakukan berdasarkan penggunaan teori yang memiliki korelasi dengan objek penciptaan film “Bungan Natah”. Teori yang digunakan terdiri dari teori penyutradaraan oleh Dancyger dan Rabiger, teori dramaturgi oleh Erving Goffman digunakan dalam cara pengadeganan, teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud untuk menentukan penokohan dan teori audio visual. Proses penciptaan juga melalui metode wawancara mengenai perempuan dan kekerasan ke tenaga ahli dibidang psikologi. Proses pengumpulan teori dan penyusunan konsep film “Bungan Natah” dilanjutkan dengan proses penciptaan yakni visualisasi konsep dengan menerapkan teknik yang telah dirancang. Penciptaan ini menarik simpulan mengenai pentingnya konsep dan teknik penyutradaraan dalam proses produksi film fiksi sehingga dapat menjadi hiburan, memberikan informasi, dan edukasi untuk penonton. Serta, dapat menjadi media refleksi bagi para perempuan untuk lebih peka terhadap lingkungan dan diri sendiri dalam menghadapi kekerasan dalam berhubungan. Kata kunci : Penyutradaraan, Film Fiksi, Bungan Nata